BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Surat
Al – Alaq terdiri dari 19 ayat yang diturunkan di Makkah (Makkiyah). Dalam
surat Al – Alaq dibicarakan tentang penciptaan manusia dari Al – Alaq (segumpal
darah). Surat Al-‘Alaq ayat 1 sampai dengan ayat kelima adalah ayat pertama
yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw yaitu pada waktu dia
berkhalwat di Gua Hira.[1]
Surat
ini menjelaskan asal – usul kejadian manusia, siapa dirinya dan apa tugas yang
harus dilakukannya. Ayat – ayat ini dapat membantu dalam merumuskan kurikulum,
metode, dan tujuan pendidikan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
kandungan surat Al – Alaq ayat 1 sampai 5 ?
2. Apa kaitannya
surat Al – Alaq dengan obyek, tujuan, metode, teknologi, dan kurikulm
pendidikan ?
3. Apa
tujuan manusia hidup di Dunia bedasarkan asal – usul kejadiannya ?
C. Tujuan
1. Agar
mahasiswa memahami kandungan surat Al – Alaq ayat 1 dan 5.
2. Agar
mahasiswa mengetahui hubungan surat Al – Alaq dengan idielogi pendidikan Islam.
3. Agar
mahasiswa dapat mengetahui dan mengenali siapa dirinya dan tujuannya di Dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ayat dan Terjemah
Artinya : “Dengan nama Allah Maha
Pengasih Maha Penyayang. (1) Bacalah (nyatakanlah) dengan nama Tuhan mu yang
telah menciptakan (segala sesuatu di alam semesta ini). (2) Yang telah
menciptakan manusia dari segumpal darah beku. (3) Bacalah (umumkanlah !) dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. (4) yang mengajarkan dengan pena. (5) Mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.[2]
B. Kosa
Kata Penting
a. ù&tø%$# =
( Bacalah )
b. ,n=y{ =
( Menciptakan )
c. ô @,n=tã ô`ÏB = ( Dari segumpal
darah )
d. Ptø.F{$# =
( Pemurah )
e. O¯=tæ = ( Mengajarkan
)
f. ÉOn=s)ø9$$Î/ =
( Dengan tulisan)
g. ÷Ls>÷ètƒ Os9 $tB = ( Apa
yang tidak diketahui )
C. Tafsir
Ayat atau Kandungan Makna Ayat
(1) Dalam
hadits shohih riwayat bukhori dinyatakan bahwa nabi SAW datang ke gua Hiro
suatu gua yang terletak diatas sebuah bukit dipinggir kota Makkah untuk
berkhalwat beberapa malam. Kemudia sekembali beliau pulang mengambil bekal dari
rumah istri beliau, Khodijah, datanglah Jibril kepada beliau dan menyuruhnya
membaca.[3]
Nabi menjawab : “Aku tidak bisa
membaca”. Jibril nerangkulnya sehingga nabi merasa sesak nafas. Jibril
melepaskannya, sambil berkata : “ Bacalah”. Nabi menjawab :”Aku tidak dapat
membaca”. Lalu dirangkulnya lagi dan dilepaskanya dan sambil berkata :
“Bacalah”. Nabi menjawab : “Aku tidak bisa membaca” sehinggar nabi merasa
payah, maka jibril membacakannya ayat 1 sampai ayat 5 surat Al – alaq yang
artinya.
“bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari (sesuatu) yang
melekat. Bacalah , dan Tuhanmu yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia)
dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.
Lalu nabi SAW dengan gemetar dan
ketakutan pulang menemui istri beliau dan mengatakan: “Selimutilah aku !
Selimtilah aku !”. nabi terus diselimuti sehingga hilanglah kegelisahannya.
Lalu beliau menceritakan kepada Khodijah apa yang terjadi, dan beliau
menambahkan: “Aku sangan kuatir apa yang akan terjadi atas diriku”. Khodijah
berkata “Tak usahb kuatir; malah seharusnya engkau gembira; demi Allah tuhan
sekali – kali tidak akan menyusahkanmu. Engkau menghubungkan silahturrahmi,
berbicara benar, membantu orang – orang yang tidak mampu, menghormati tamu dan
meringankan kesulitan – kesulitan penderita”.
Kemudia khodijah membawa Nabi SAW
menemui Waraqah bin Naufal (Anak paman Khodijah). Waraqah bin Naufal adalah
seorang beragama nasrani. Ia banyak menulis buku yang berbahasa Arab dan
berbahasa Ibrani yang berasal dari Injil. Ia adalah seorang tua lagi buta.
Khodijah berkata kepadanya: “Wahai
anak pamanku, dengarlah cerita dari anak saudaramu ini !”. lalu Waraqah
bertanya : “apakah yang engaku ingin ketahuai wahai anak saudarku ?”. Lalu Nabi
SAW menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi di Gua Hira,. Kemudia waraqah
berkata : ”Itulah adalah Jibril yang pernah datang menemui Isa As sekiraya saya
ini seorang pemuda yang tangkas dan sekiranya saya masih hidup ketika kaummu
mengusirmu”. Maka Nabi bertanya : “Apakah mereka akan mengusir aku?”. Jawab
Waraqah : “Ya ! hanya sedikit yang mengemban apa yang engkau bawa ini dan
banyak yang memusihinya, maka jika aku masih kuat hidup diwaktu itu pasti aku
akan membantumu sekuat – kuatnya”. Tidak lama sesudah itu waraqah pun meninggal
dunia.
Berdasarkan hadis tersebut jelaslah
bahwa lima ayat pertama surat Al–Alaq ini adalah ayat–ayat Al–Qur’an yang
pertama kali diturunkan sebagai rahmat dan panggilan Allah yang
pertam kali yang dihadapkan kepada Nabi SAW.
Adapun ayat–ayat lainnya diturunkan
sesudah tersiarnya beerita kerasulan Nabi SAW dan sesudah Nabi mulai
mengajak orang–orang beriman kepadanya. Ajakan Nabi SAW ini pada mulanya
disambut oleh kebahagiaan kecil orang– orang Quraisy, sedang
kebanyakan mereka mengejek– ngejek orang yang telah beriman dan berusaha agar jangan
beriman kepada agama yang dibawa Muhammad SAW dari Tuhannya.
Allah menyuruh Nabi agar membaca,
sedang beliau tidak pandai membaca dan menulis, maka dengan kekuasaan Allah ini
beliau dapat mengikutin ucapan Jibril. Dan Allah akan menurunkan kepadanya
suatu kitab yang akan menjadi petunjuk bagi manusia.
(2) Dalam
ayat ini Allah mengungkapkan cara bagai mana ia menjadikan manusia yaitu
manusia sebagai makhluk yang mulia dijadikan Allah dari sesuatu yang melekat
dan diberinya kesanggupan untuk mengusai segala sesuatu yang ada di Bumi serta
mennundudukannya untuk keperluan hidupnya dengan ilmu yang diberikan Allah
kepadanya. Dan Dia berkuasa pula menjadikan insan kamil diantara manusia,
seperti Nabi SAW yang pandai membaca walaupun tanpa belajar.
(3) Dalam
ayat ini Allah SWT memerintahkan kembali Nabinya untuk membaca, karena
bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali dengan mengulang –
ngulangi dan membiasakannya, maka seakan – akan perintak mengulangi bacaan itu
berarti mengulang - ulangi bacan yang dibaca dengan demikian isi bacaan itu
menjadi satu dengan jiwa Nabi SAW.
Nabi SAW dapat membaca adalah dengan
kemurahan Allah. Dia mengabulkan permintaan orang – orang yang meminta kepada
Nya, maka dengan demikian hilanglah karunia Nya dijadika Nabi Nya pandai
membaca. Dengan demikian hilanglah keuzuran Nabi SAW yang beliau kemukakan
kepada Jibril ketika menyuruh beliau membac: “Saya tdak pandai membaca, karena
saya seorang buta huruf yang tak pandai membaca dan menulis”.
(4) Kemudia
dengan ayat ini Allah menerangkan bahwa dia menydiakan kalam sebagai alat untuk
menulis, sehingga tulisan itu menjadi penghubung antar manusia walaupun mereka
berjauhan tempat. Sebagaimana mereka berhubungan dengan perantara lisan. Kalm
sebagai benda padat yang tidak dapat bergerak dijadikan alat informasi dan komunikasi,
maka apakah sulitnya bagi Allah menjadikan Nabi Nya sebagai manusia pilihan Nya
bisa membaca, berorientasi dan dapat pula mengajar.
Allah menyatakan bahwa Dia
menjadikan manusia dari ‘Alaq lalu diajarinya berkomunikasi dengan perantara
kalam. Pernyataan ini menyatakan bahwa manusia diciptakan dari
sesuatu bahan hina dengan melalui proses, sampai kepada kesempurnaan sebagai
manusia sehingga dapat mengetahui segala rahasia sesuatu, maka seakan – akan
dikatakan kepada mereka, “perhatikanla hai manusia bahwa engkau telah berubah
dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling mulia, hal mana
tidak mungkin terjadi kecuali dengan kehendak Alla yang Maha Kuasa dan Maha
Bijaksana menciptakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.
(5) Kemudian
dalam ayat ini Allah menambahkan keterangan tentang limpahan karunia-Nya yang
tidak terhingga kepada manusia, bahwa Allah yang menjadikan Nabi Nya pandai
maembaca. Dia lah tuhan yang mengajar manusia bermacam – macam ilmu pengetahuan
yang bermanfaat baginya yang menyebabkan dia lebih utama dari pada binatang –
binatang, sedangkan manusia pada permulaannya hidupnya tidak mengetahui apa –
apa. Oleh sebab itu apakah menjadi sesuatu keanehan bahwa Dia mengajar nabi Nya
pandai membaca dan mengetahui bermacam – macam ilmu pengetahuan serta Nabi SAW
sanggup menerimanya.
D. Hubungan
Surat Al - Alaq dengan Ideologi Pendidikan Islam
Tulis baca adalah kunci ilmu pengetahuan.
(1) Berdasarkan kandungan surat ini tujuan pendidikan
Islam harus diarahkan agar manusia memiliki kesadaran dan tanggung jawab
sebagai makhluk yang harus beribadah kepada Allah, dan mempertanggungjawabkan
perbuatannya di akhirat kelak. Untuk itu manusia harus dididik dengan
menggunakan kurikulum yang komprehensif, yaitu kurikulum yang tidak hanya
memuat materi pendidikan agama, melainkan juga pendidikan umum, karena
pendidikan agama dan pendidikan umum itu sama-sama dibutuhkan oleh manusia.
Selanjutnya karena manusia sebagai makhluk yang dimuliakan Allah dan memiliki
berbagai kecenderungan, maka metode pendidikan harus didasarkan pada
sifat-sifat kemanusiaannya, dan menggunakan berbagai cara yang sesuai dengan
kecenderungannya.[4]
(2) Surat al - Alaq berisi penjelasan
tentang kekuasaan Allah, yaitu bahwasanya Ia berkuasa untuk menciptakan
manusia, serta memberikan kemampuan membaca kepada Nabi Muhammad saw, sungguh
pun sebelum itu Nabi Muhammad saw belum pernah belajar membaca. Selain itu
berisi pula penjelasan tentang sifat Allah yang Maha Melihat terhadap segala
perbuatan yang dilakukan manusia serta berkuasa untuk memberikan balasan yang
setimpal. Uraian tentang kekuasaan Allah ini amat membantu dalam merumuskan
tujuan pendidikan, yaitu agar manusia senantiasa menyadari dirinya sebagai
ciptaan Allah yang harus patuh dan tunduk kepadanya.
(3) Surat al-Alaq berisi penjelasan tentang perintah
membaca kepada Nabi Muhammad saw dalam arti seluas-luasnya. Yaitu membaca
ayat-ayat yang tersurat dalam al-Quran dan ayat-ayat yang tersirat di jagat
raya. Penjelasan ini erat kaitannya dengan perintah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan secara komprehensif. Membaca ayat Allah yang tersurat dalam
al-Quran dapat menghasilkan ilmu agama dan membaca ayat Allah yang tersirat di
jagat raya menghasilkan ilmu alam (natural science), sedangkan membaca ayat
Allah yang tersirat dalam diri manusia dan lingkungan sosial menghasilkan illmu
sosial. Dengan cara demikian akan terjadi integrasi anatara ilmu agama dan ilmu
umum, dan keduanya diarahkan untuk mengabdi kepada Allah SWT. Penjelasan
tersebut pada akhirnya terkait dengan metode dan kurikulum pendidikan.
(4) Surat al-Alaq berisi penjelasan tentang perlunya alat
dalam melakukan kegiatan, seperti halnya kalam yang diperlukan bagi upaya
pengembangan dan pemeliharaan ilmu pengetahuan.Kalam dalam ayat ini tidak
terbatas hanya pada arti sebagai alat tulis yang banyak digunakan kalangan para
santri di lembaga-lembaga pendidikan tradisional, melainkan
juga mencakup berbagai pealalatn yang dapat menyimpan berbagai informasi,
mengakses dan menyalurkannya secara cepat, tepat dan akurat, seperti hlnya
kompuetr, internet, faximile, micro film, vidio compact disc (vcd), dan lain
sebagainya.
(5) Dalam ayat ini
menjelaskan bahwasanya Allah lah yang telah memberikan limpahan karunia yang
tidak terhingga kepada manusia. Allah lah yang menjadikan Nabi – nabinya pandai
membaca dan Allah lah yang mengajarkan manusia berbagai macam ilmu pengetahuan
yang sangat bermanfaat baginya (Manusia), yang menyebabkan manusia lebih utama
dari makhluk Allah lainnya, sedangkan manusia pada permulaan hidupnya tidak
mengerti apa – apa.
Dengan
ayat – ayat ini terbuktilah tentang tingginya nilai membaca, menulis dan
berilmu pengetahuan bagi pendidikan Manusia. Andai kata tidak karena kalam
niscaya banyak ilmu pengetahuan yang tidak terpelihara dengan baik. Banyak
penelitian yang tidak tercatat dan banyak ajaran agama hilang, pengetahuan
orang dahulu kala tidak dapat dikenal oleh orang – orang sekarang baik ilmu,
seni dan ciptaan – ciptaan mereka.
Demikian pula tanpa pena tidak dapat
diketahui sejarah orang – orang berbuat repelita bagi orang – orang yang datang
sesudah mereka. Lagi pula ayat ini sebagai bukti bahwa manusia yang di jadikan
dari benda mati yang tidak berbentuk dan tidak berupa dapat dijadikan Allah
menjadi manusia yang snagat berguna dengan mengajarinya pandai menulis,
berbicara dengan mengatahui semua macam ilmu yang tidak pernah diketahuinya.
E. Uji
Kompetensi
1."Qalam”
yang dimaksud dalam surah al-Alaq ayat 4 yang terkait dengan tekhnologi
pendidikan adalah…
a. Hanya
sebuah pulpen
b. Berbagai
peralatan yg dapat menyimpan berbagai informasi, mengakses dan menyalurkannya
c. Hanya
sebuah tulisan
2. Mengapa
terdapat pengulangan kata “iqra” pada ayat ke 3.
a. Karena
membaca itu tidak akan membekas dalam jiwa kecuali dengan diulang-ulang dan
membiasakannya
b. Karena
Nabi Muhammad belum pernah belajar membaca sebelumnya
c. A
dan B semuanya benar
3. "Alaq”
mengandung arti…
a. Saripati
b. Segumpal
darah
c. Segumpal
tanah liat
4. Metode
pendidikan harus didasarkan pada…
a. Landasan
pancasila
b.Keimanan
dan ke ikhlasan
c.Sifat-sifat
kemanusiaan dan kecenderungan manusia
5. Bagaimana
bahan-bahan pelajaran dapat mengembangkan potensi-potensi jasmaniah dan
rohaniah secara seimbang….
a. Pelajaran
agama ditujukan untuk membina sikap keberagamaan, pelajaran matematika
ditujukan untuk membina proses berfikir
b. Semua
mata pelajaran harus didasarkan pada potensi siswa
c. A
dan B benar
6. Apa
Inti dari surat Al – Alaq
ayat 1 sampai 5 ...
a. Asal
– usul Penciptaan manusia
b. Allah
menciptakan Manusia dengan segumpal darah
c. Asal
– muasal Allah mengajarkan nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril As.
7. Mengapa
Nabi Muhammad saw dapat membaca padahal sebelumnya beliau belum
pernah belajar membaca....
a. Sudah
kemampuan dari lahir
b.Berkat
kekuasaan dan kehendak Allah
c. Karena
diajarkan oleh malaikat Jibril
8. “,n=y{”
pada ayat 2 mengandung arti..
a. Penciptaan
b. Menciptakan
c. Diciptakan
9. Dimana
Nabi Muhammad saw mendapatkan wahyu pertama...
a. Di Gua Hira
b. Yerussalem
c. Jabal Nur
10. Apa
obyek yang dimaksud dalam kata “Bacalah” dalam surat al-alaq.....
a. Cerpen
b. Novel
c. Al-Quran
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari
pembahasan mengenai kajian surah al-‘alaq yang telah diuraikan diatas,
bahwasanya Kajian surah al-‘alaq ini merupakan kajian aqidah yang
diajarkan para Rosul setiap masa, Dalam kajian ini Allah menerangkan
akan pengenalan terhadap diri-Nya (ma’rifatullah), serta pengenalan terhadap
manusia (ma’rifatul insan), dan juga pengenalan terhadap alam ciptaan-Nya. Dari
semua itulah nantinya manusia akan mengetahui dimana kedudukanya sendiri dan
mengetahui kedudukan Allah dalam dirinya.
Setelah
manusia mengetahui posisi dirinya manusia akan melakukan apa yang mestinya
mereka lakukan. Di dalam kajian ini terdapat sikap-sikap manusia yang harus di
kerjakan sebagai hamba Allah dimuka bumi ini, diantara sikap tersebut yaitu :
manusia menjadi abdi (hamba) yang senantiasa beriabadah kepada-Nya, Manusia
harus berserah diri (taslim) dan mengagungkan-Nya (ta’zhim),
serta berhukum dengan ilmu-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Nata,
Abuddin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Jakarta:Raja Grafindo
Persada,2010), cet.IV.
Faqih
Imani, Allamah, Tafsir Nurur Qur’an, (Jakarta:Al Huda,2006),cet.I
Sonhadji,
Muhammad, Al – Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta:PT. Dana Bhakti
Wakaf, 1990), Cet.II
[1] Drs. H. M
Sonhaji, Al – Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta:PT. Dana Bhakti Wakaf, 1990, cet
ke-II, hal. 746
[2] Drs. H. M
Sonhaji, Al – Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta:PT. Dana Bhakti Wakaf, 1990, cet
ke-II, hal. 747
[3] Drs. H. M
Sonhaji, Al – Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta:PT. Dana Bhakti Wakaf, 1990, cet
ke-II, hal. 747